Cinema Fever

about ME

Name: Cinema_Fever
Home: bandung, jabar, Indonesia
About Me: ini merupakanan sebuah media yang menjadi sarana dan pusat informasi mengenai film-film yang ada di dunia ini pada umumnya dan film-film indonesia pada khususnya..

See my profile...

My Friends Blog
  • rocket life style
  • artmosphere
  • actum communication
  • eksentrik artistik
  • kamera kemari
  • popcorn
  • EVERY BODY LOVE PET
  • Fenomenaus!
  • sex education for teenagerss...!
Archives
  • April 2009
  • Mei 2009
  • Juni 2009
Previous entries
  • Bioskop Jaman Baheula
  • Pasang Surut Perfilman Indonesia
  • Deddy Mizwar, sang aktor legendaris
  • Harry Potter and The Half Blood Prince... coming s...
  • Cisco IP Interoperability Collaboration System (IP...
  • Internet Media Massa Apa Bukan?!

Designed By

Movie For Change
Kamis, 04 Juni 2009

Di suatu tempat pada suatu waktu, terjadi sebuah kejahatan kemanusiaan yang dialami oleh penduduk di tempat tersebut. Mereka diancam dan diganggu. Banyak dari mereka yang menyaksikan keluarga mereka dibunuh. Banyak pula yang menderita akibat siksaan mengerikan. Ribuan nyawa pun berjatuhan. Namun, pelaku kekejaman tersebut berhasil lolos tanpa sanksi sedikitpun. Banyak ditemukan laporan tertulis tentang kejadian itu. Tapi dengan sukses disangkal, dikubur, diabaikan, dan dilupakan. Tapi tidak halnya bila bukti tersebut ada dalam bentuk film fotografis atau rekaman video. Hampir tidak mungkin bagi para penindas bisa lolos dari perbuatannya.

Film sudah menjadi bisnis hiburan yang besar. Hampir setiap bulan di Indonesia bermunculan film-film baru yang tayang di bioskop. Entah itu film komedi, horor, remaja, ataupun film anak-anak, hampir semua dari film-film tersebut dibuat untuk menghibur penonton. Lalu bagaimana dengan sisi perubahan yang ingin dicapai melalui film? Advokasi film jawabannya.

Menurut Gillian Caldwell dalam Video for Change, advokasi film adalah proses mengintegrasikan film ke dalam sebuah usaha advokasi untuk mencapai hasil nyata yang lebih tinggi atau dapat memberi pengaruh pada kampanye. Advokasi adalah proses bekerja untuk sebuah posisi, hasil, atau solusi. Dengan film advokasi, kegunaan film sebagai alat yang esensial dalam aktivisme keadilan sosial, dapat menyebar secara strategis dan efektif dibandingkan bentuk-bentuk advokasi tradisional.

Gerakan yang menginspirasi film advokasi dimulai pada 1930-an dengan nama gerakan dokumentasi sosial. Kemudian pada tahun 1960-an muncul eksperimen cinema verite (bahasa Perancis untuk cinema truth), pembuatan film dokumenter yang berusaha menangkap kejadian dan situasi apa adanya tanpa kontrol penyutradaraan dan editing yang mendominasi. Kemudian gerakan media masyarakat adat, komunitas, dan alternatif pada tahun 1970-an, 1980-an, dan 1990-an.

Dari situlah LSM serta gerakan-gerakan masyarakat mulai menggunakan film untuk memastikan bahwa suara masyarakat bisa terdengar luas tanpa rekayasa. Tidak hanya aktivis, masyarakat pun dapat dilibatkan dalam pembuatan film advokasi. Pembuatan film yang seperti itu disebut dengan film partisipatoris.

Di Indonesia sendiri, pelopor pembuatan film advokasi dimulai oleh organisasi INSIST. Tetapi saat ini sudah banyak LSM dan organisasi kemasyarakatan di seluruh Indonesia yang menggunakan film advokasi karena dianggap efektif.

Bayu Era Sandera adalah salah satu anggota LSM di Bandung. Ia pernah membuat film advokasi tentang air dan sanitasi di lingkungan masyarakat Babakan Siliwangi. Ia juga melibatkan warga dalam pembuatan film tersebut. Menurutnya, film advokasi bisa menyajikan suatu keadaan dari sisi masyarakat asli sendiri.

“Masyarakat pun akan tergerak. Dengan melibatkan mereka dalam pembuatan film, akan meyakinkan mereka bahwa mereka pun bisa bersuara dan membuat perubahan yang mereka usahakan sendiri,” ujar Bayu.

Dani, warga Babakan Siliwangi yang ikut membuat film advokasi juga merasakan manfaatnya. Ia merasa turut berperan aktif dalam perubahan yang diharapkan di lingkungannya.

“Jadi jangan hanya menuntut pemerintah untuk memperhatikan kita. Kita sendiri pun bisa,” tegas Dani.

Film punya suara yang kuat, vital, sekaligus mandiri. Jika kita ingin mencari keadilan, film bisa jadi sarana yang tepat. Dengan film, kita punya kesempatan yang luar biasa untuk mengubah kehidupan. Dengan kamera di tangan aktivis ataupun orang yang mengalami peristiwa tersebut, kita bisa menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini dan semoga perubahan akan terjadi. Jadi, buatlah film untuk sebuah perubahan!

posted by Cinema_Fever at 05.06 |



6 Comments:
<< back home

Posting Komentar


At 4 Juni 2009 pukul 06.37, Blogger Writing as My Therapy said........
setuju! bagus banget tuh media film.. cuman yang disayangkan penyampain ke masyarakatnya belum mencakup semua orang, karena film2 ky gtu ga semua orang pasti nonton kan.. harus lebih gencar penyosialisasian filmnya. menurut gw yah choy :D
 

At 4 Juni 2009 pukul 10.31, Blogger indah tri novita dan inda astri andini said........
iyahh! hiduplah dunia perfilman indonesia. terus menulis!
 

At 7 Juni 2009 pukul 01.30, Anonymous aziz said........
bikin film bersama masyarakat. kegiatan yang menarik. salah satunya dengan membuat film bersama masyarakat, gampang-gampang susah, tapi jauh dari itu film advokasi itu tegasnya bagaimana kita saling belajar dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai perubahan yang positif.
gue suka tulisannya...yu kita bikin film advokasi
 

At 7 Juni 2009 pukul 01.33, Anonymous Gazali Adhar said........
wew,, buat fil untuk perubahan? Ambisisus sekali yah,, saya sih ga terlalau yakin sama efek dari suatu film yang bisa menghasilkan suatu perubahan,,kayaknya beraaaat banget,,
mungkin lebih tepat melahirkan kesadaran kali yah, terutama bagi masyarakat itu sendiri bahwa mereka pun punya peran,,
tapi siapa tau juga perubahan itu bakal terjadi,,asal filmnya itu bsia disebarluaskan ke masyarakat luas,,
topik yang bagus. jarang orang mengangkat tema seperti ini! :)
 

At 7 Juni 2009 pukul 02.12, Anonymous Cinema Fever said........
untuk mia:
terimakasih komennya,,
iya memang yang masih jadi kendala itu di sosialisasinya,,karena dengan sosialisasi yang bagus, maka pesan-pesan yang ingin kita sampaikan lewat film akan lebih tersampaikan,,,
Tapi pembuat film advokasi sekarang udah memanfaatkan jaringan internet untuk bisa menyebarluaskan film mereka (tanpa dihalangi oleh penjaga gawang media massa).. jadi bagi para pembuat film advokasi, media internet itu berguna sekali,, begitu Mia,,,
 

At 7 Juni 2009 pukul 02.39, Anonymous babah said........
wah para pembuat film horor dan remaja esek-esek harus baca ni artikel. malu bikin film ga meaning!